"RAHASIA SI KEMBAR"

            “ Nicky, kamu seperti nggak tahu aku aja ya! Baju nggak modis itu suruh make…becanda kamu !” kata-kata Pinky pada Nicky karena tidak setuju dengan ide Nicky. Tapi Nicky tetap ngotot. ”Tapi, sekali-kali ... boleh kan kita make baju yang sama!?”. Sambil tersenyum pasa Nicky dan dengan nada halus Pinky berbisik ”Biarpun kita kembar tapi kalau soal penampilan, kan nggak harus selalu sama Nicky... jadi kamu tahu kan apa yang harus kamu lakukan !?”. Nicky hanya menatap wajah saudara kembarnya. Selang beberapa menit kemudian suara ibunya terdengar ” Hei! Kenapa melamun? Sudah dapat bajunya belum?”. Sambil tersenyum Nicky menjawab pertanyaan ibunya dengan angukan kepala saja.

            Sudah beberapa kali ini, ide Nicky untuk memakai baju yang sama kepesta ditolak oleh Pinky. Alasanya sih sederhana... karena Pinky tidak ingin dianggap kembar dengan Nicky, sebaliknya Nicky ingin selalu berpenampilan seperti Pinky. Dimata siapapun Pinky ingin tampak beda, apalagi dihadapan Andi. Siapa Andi?

            Memang, Pinky dan Nicky adalah sepasang saudara kembar, namun sifat mereka sangat berbeda jauh. Tak banyak bicara, itulah pribadi Nicky. Cewek yang sebentar lagi lulus sekolah balet ini memendam rasa cinta pada Andi, cowok yang kebetulan satu kelas dan saku kompleks perumahan. Kok semuanya jadi serba kebetulan ya!? Nicky sering merasa bodoh dan selalu menyalahkan dirinya sendiri, karena tak mampu mengungkapkan isi hatinya pada Andi... sang cowok idaman itu. Berbeda dengan Nicky, Pinky adalah tipe cewek yang ceria, gaul dan pintar dalam pelajaran maupun olahraga. Oleh karena itu Pinky masuk kesebuah SMU favorit di Bojonegoro, sementara Nicky masuk ke sebuah sekolah Balet. Pinky pun tidak mau kalah, cewek ini juga ingin mendapatkan Andi. Pinky pernah menyatakan perasaanya kepada Andi, tapi sampai sekarang dia belum mendapatkan. Dengan keberanianya itu Pinky mungkin lebih hebat dari Nicky. Namun sebenarnya cewek yang shoping ini masih memendam rasa iri pada Nicky. Entah hal apa yang membuat Pinky seperti itu, yang pasti Pinky ingin selalu menang dari Nicky.

            Seriap mengingat semua kata-kata yang diucapkan Pinky padanya, jantung Nicky berdegup dengan kencang. Dia berpikir kalau kata-kata Pinky itu berarti sebuah tantangan untuknya. Sebuah tantangan untuk menunjukkan siapa yang paling hebat diantara mereka berdua. Pikiran-pikiran itu masih saja memenuhi kepalanya sampai seseorang mengagetkannya. ”Hei! Ngapain kamu disini sendirian?” tanya cowok itu. Nicky menoleh dan tampaklah senyuman manis di bibirnya. ”Gimana tes yang tadi? Kamu pasti bisa semua? Iya kan!?” Nicky bertanya pada cowok itu. Dengan agak petantang-petenteng cowok tampan itu menjawab pertanyaan Nicky” Dias gitu lho...! Apa sih yang nggak bisa!?“ Melihat gaya cowok itu Nicky tersenyum lagi. Dias adalah teman sekelas Nicky juga. Cowok ini ternyata menaruh hati pada Nicky. Dia tahu kalau hati Nicky hanya untuk Andi seorang, namun Dias tak mau hanya diam begitu saja. Cowok ini pernah mengutarakan rasa cintanya pada Nicky. Tetap saja cinta Dias bertepuk sebelah tangan, namun hal itu sedikit pun tidak membuat Dias patas semangat... dia tetap berusaha agar Nicky jatuh cinta padanya. Biarpun saat ini hanya menjadi teman biasa, mungkin suatu saat nanti Dias bisa menjadi orang istimewa bagi Nicky.

            Hari ini selesai juga semua test dan ujian Nicky. Tapi rasa capek dan lelah masih terasa di tubuhnya. Andai saja ayahnya menjetmput, mungkin dia tidak harus kepanasan. Dia hanya bisa terus melangkah menikmati sengatan sinar matahari yang tak ramah menyapa tubuhnya. Dia menyesal kenapa tadi menolak ajakan Dias untuk pulang bersama. Ah Dias mungkinkah cowok itu benar-benar jatuh cinta pada Nicky. Semua rasa penasaran tentang Dias tiba-tiba memnuhi pikiran Nicky, saat dia sudah berada didepan pintu rumahnya. “Assalamu’allaikum... Ibu aku pulang!” sambil membuka pintu, itulah sapaan yang selalu keluar dari mulut Nicky setiap pulang sekolah. Ternyata diruang tengah Pak Ridho, ayahnya sejak tadi menunggu. “Nicky, ayah ingin bicara denganmu”. Tanpa perintah Nicky menghampiri ayahnya.... kemudian duduk berhadapan dengan sang ayah. Melihat ekspresi wajah ayahnya yang tampak tegang, Nicky sempak berpikir negatif. Jangan-jangan ada masalah yang tidak sengaja ditimbulkanya dan ayahnya akan marah. Dengan menarik napas panjang ayahnya mulai membuka pembicaraan. “Tadi ayah mendapat surat dari sekolah kamu, menurut surat ini kamu...”tiba-tiba sang ayah berhenti bicara. Sementara Nicky tampak cemas. “Ada apa sih yah?” Nicky bertanya pada ayahnya.”Selamat sayang! Kamu terpilih untuk ikut pagelaran balet tahun ini disekolahmu!” tiba-tiba dari belakang ibunya memberi tahu. Dia bertambah binggung dan heran saat melihat ayah dan ibunya tersenyum, Nicky masih tak percaya dengan berita itu. Lalu ayahnya pun menyodorkan selembar kertas yang memberitahukan bahwa Nicky ikut serta dalam pagelaran sekolah baletnya. Hal inilah yang ditunggu-tunggu oleh Nicky, berada diatas panggung sebuah pagelaran balet terbesar.

            “Hebat juga kamu, bisa ikut dalam pagelaran itu. Jangan-jangan... kamu pake uang pelicin lagi?!” suara Pinky yang sepertinya tidak senang dengan apa yang diperoleh Nicky saat ini. Mendengar sindiran saudara kembarnya Nicky angkat bicara” Pinky!....kenapa sih kamu suka banget gangguin aku? Emangnya aku salah apa sama kamu?”. Dengan sinisnya Pinky menjawab ”Kesalahan kamu? Apa ya?... kesalahan kamu adalah jadi saudara kembar aku. Dan aku nggak suka dengan itu, karena... aku ingin jadi satu-satunya anak dirumah ini... menjadi satu-satunya anak dari ayah dan ibu. Hanya aku!”. Nicky ingin merasa ingin menangis, hampir takbisa mengendalikan dirinya. Tapi dia tetap berusaha untuk menahan air matanya. Pinky, tanpa merasa bersalah cewek itu keluar begitu saja dari kamar Nicky.
            Karena kejadian dikamar itu Nicky menjadi tahu dan mengerti bahwa Pinky ingin berperang denganya. Berperang? Mungkin bukan berperang, melainkan bersaing. Bersaing dalam hal apa? Pikiran Nicky bertambah kacau, dia binggung apa sebenarnya yang diinginkan Pinky darinya. Apakah dia harus memikirkan hal itu terus-menerus sementara dia harus berkonsentrasi penuh pada pagelaran baletnya. Pagelaran itu mungkin bisa sedikit menenangkan pikiran Nicky yang kalut, dan mungkin juga bisa menyenangkan hatinya. Dalam pementasan balet kali ini banyak diantara teman-temanya yang ikut terpilih termasuk Dias. Andi? Nicky tak menyangka kalau Andi juga ikut serta dalam pagelaran itu. Bagaikan kejatuhan bulan, itulah perasaan Nikcy saat ini. Bagaimana tidak, cewek pendiam ini mendapat tugas untuk menjadi penari utama disamping ada Dias dan Andi yang akan tampil bersamanya.

            Disela-sela latihan ternyata Nicky sering memandangi wajah Andi. Dimatanya, cowok itu selalu terlihat hebat apalagi kalau sedang menari. Cintakah yang dirasakan Nicky? Tanpa Nicky sadari ada sepasang bola mata yang memperhatikanya. Disaat Nicky masih asik mamandang cowok idamanya itu, sepasang bola mata tadi mulai mendekat dan tiba-tiba terdengar suara” Kalau dibandingankan dengan dia, aku kan nggak kalah cakepnya!”. Nicky kaget, seolah dia sangat mengenal suara itu, Nikcy menoleh kebelakang dan tanpa ragu-ragu Nicky tersenyum tipis pada sang pemilik suara itu. Ternyata Dias.” Emangnya kalau dipandangi seperti itu, kamu akan tahu dia menyukai kamu apa nggak?!” Dias bertanya pada Nicky, sebenarnya ada rasa cemburu dihati Dias saat itu. Namun dia tetap berusaha untuk menjadi seorang teman yang baik bagi Nicky. Cowok itu kemudian duduk didekat Nicky yang masih memandang ke arah Andi tentunya. Karena penasaran dengan perkataan Dias akhirnya Nicky memberanikan diri untuk memintna saran ” Lalu aku harus gimana?”. Dias tersenyum simpul mendengar kepolosan Nicky, lalu ”Yaa... kamu harus mengatakan isi hatimu ke dia, biar dia tahu kalau kamu cinta sama dia”. Saran itu ternyata membuat Nicky menjadi binggung ”Dias aku takut jangan-jangan dia udah punya gandengan, apalagi kalau aku sampai ditolak. Mau ditaruh mana nih mukaku?”. Untuk yang kedua kalinya Dias dibuat tersenyum oleh Nicky, tapi cowok itu kemudian tampak serius lagi ” Nicky... diterima, ditolak atau malu itu urusan belakarang, sekarang yang penting kamu harus mengatakan perasaan kamu sama dia. Dan apabila kamu...Ditolak, itu udah memang jadi resikomu...(sementara Nicky masih terdiam saja disamping Dias, mendengarkan saran-saran yang diberikan padanya )... lagian kamu mau apa, seumur hidup kamu memendam cinta ke dia?... udah tenang aja kamu pasti bisa melakukan itu. Setidaknya kamu bisa nunjukin keberanian kamu, terutama pada dirimu sendiri!”. Dias memegang pundak Nicky tanda memberi semangat. Kemudian cowok itu melangkah pergi meninggalkan Nicky yang terlihat bimbang. Apakah cewek itu mengerti semua saran dari Dias? Semoga saja Nicky mampu melakukanya.

            Hampir satu minggu Nikcy dan teman-temannya berlatih untuk pagelaran balet disekolahnya. Dan selama selang waktu itu hati Nicky diliputi kebimbangan dan kecemasan tentang perasaanya pada Andi. Namun pada akhirnya Nicky bertekat untuk mengatakan semua rasa cintanya pada Andi, meskipun dia tahu kalau Pinky saudara kembarnya juga menaruh hati pada Andi. Apalagi setelah mendapat saran dari Dias yang begitu berarti untuknya, Nicky berharap Andi akan menerima cintanya dengan hati tulus. Nicky memberanikan diri untuk menemui Andi, dia menghampiri Andi yang sedang duduk-duduk santai dengan beberapa temanya dihalaman sekolah. ”Andi, boleh nggak...ngeganggu sebentar? Ada yang mau... aku omongin sama kamu” Nicky mulai minta izin pada Andi. ”Mau ngomong apa sih? Ngomong aja lagi!” Andi bicara. Bagaimana mungkin Nicky bisa mengatakan isi hatinya pada Andi, sementara ada beberapa orang memperhatikanya. Cewek itu menoleh ke segala arah, dia tampak kebingungan. Secara tak sengaja matanya menangkap sesosok tubuh tinggi yang dia kenal. Beberapa meter dari tempat Nicky berdiri ternyata ada Dias yang memperhatikanya. Cowok itu tersenyum pada Nicky sambil menganggukkan kepalanya. Melihat Dias Nicky menjadi agak tenang, dengan sisa keberanianya itu Nicky mulai mengutarakan isi hatinya pada Andi ”Andi...sebenarnya...dari dulu aku punya...perasaan kekamu, maksudku...perasaan cinta antara seorang cowok dengan... seorang cewek... kamu tahu kan!?...Andi...aku...(Nicky terus-terusan gagap)... aku cinta sama kamu”. Wajah Andi yang semula terlihat tenang kini berubah menjadi merah.”Apakah kamu mau menerima cintaku... atau nggak?... aku ingin kamu...menjawabnya sekarang!”. Deg...deg...deg...deg...itulah suara jantung Nicky saat ini, berdetak sangat kencang. Semua orang yang berada ditempat itu terdiam, selang beberapa detik Andi menjawab ”Ky selama ini kamu baik padaku. Dan selama ini juga aku... hanya menganggapmu sebagai teman saja... nggak lebih. Bagaimanapun juga terimakasih karena kamu mencintai aku. Tapi aku tetap nggak bisa menerima cintamu, karena aku... mencintai orang lain. Jadi aku minta maaf Ky!”.Nicky tetap berlapang dada, cewek itu tersenyum... tapi senyuman kecut. ”Jadi gitu ya!?...nggak papa kok, yang penting aku sudah mengatakanya. Tapi... kalau boleh tahu siapa orang yang beruntung itu? ”Nicky bertanya. Belum sempat menjawab tiba-tiba terdengar suara memanggil ” Andiii...”. Semua yang berada ditempat itu menoleh kearah datangya suara, termasuk Nicky.... Dias juga. ”Dialah orangnya!” tiba-tiba Andi menjawab pertanyaan Nicky. Bagaikan di sambar petir itulah yang dirasakan Nicky saat ini, setelah mendengar dan juga melihat sesosok cewek yang berdiri tidak jauh dari mereka. ”Pinky??” ucap Nicky dalam hati. Sama dengan Nicky, Dias pun sangat terkejut. Ternyata orang yang dicintai Andi adalah saudara kembar Nicky... yaitu. Melihat Pinky melambaikan tanganya,  Andi secara perlahan melangkahkan kakinya menuju tempat Pinky berdiri. Tapi kemudian mendadak berhenti karena pertanyaan Nicky ” kenapa haru dia?”. Pertanyaan itu tak terjawab, Andi melangkahkan kakinya lagi hingga berada di dekat Pinky. Lalu menggndeng tangan cewek cantik itu. Sementara itu Nicky masih tetap berdiri kaku ditempatnya, termenung menatap perginya Andi dan saudara kembarnya... Pinky. Dengan kuat Nicky berusaha menahan gejolak dan sesak didadanya untuk tetap tegar, agar getar-getar sedihnya tidak terdengar oleh siapapun. Melihat Nicky masih diam membisu, Dias pun mendekati Nicky. Cowok itu kini sudah berada dihadapan Nicky.” Nicky... kamu hebat. Kamu udah melakukan yang terbaik... dan tadi kamu udah nunjukkin keberanian kamu dihadapan semua orang. Jadi kamu nggak usah terlalu sedih! Kan masih ada aku... Dias, teman baikmu! ”Dias mencoba menghibur. Akhirnya Nicky tersenyum setelah mendengar semua ocehan Dias, meskipun senyuman itu tampak sangat berat.
            Pagelaran tinggal beberapa hari lagi, namun Nicky merasa latihanya selama ini tidak total... konsentasinya selalu dibuyarkan oleh bayangan Andi dan Pinky. Nicky tak bisa melupakan Andi begitu saja dari ingatannya. Cowok itu sepertinya sudah sangat melekat dihati Nicky. Entah hal apa yang ada pada diri Andi hingga Nicky begitu terpesona dibuatnya. Tetapi Nicky harus tetap tegar menerima kenyataan bahwa cintanya ditolak oleh Andi. Dan juga menerima keunggulan Pinky. Haruskah Nicky merasa kecewa dan sakit hati atas semua hal yang terjadi? Tidak akan, cewek ini akan tetap semangat walaupun tidak ada Andi didalam hidupnya. Dia akan tetap berusaha untuk menunjukan kepada semua orang, terutama pada Pinky... bahwa dia juga bisa menjadi seseorang yang berarti dan istimewa bagi orang lain.

            Segumpal kebencian hadir didalam hati Nicky, setelah semua hal yang tak menyenangkan yang dilakuakn Pinky padanya. Dan kini hal itu terulang kembali. Sepatu balet yang akan digunakanya dalam pagelaran nanti malam rusak. Siapa lagi kalau bukan Pinky pelakunya, sepatu itu sengaja dirusak Pinky. Tentunya dengan tujuan supaya Nicky gagal mengikuti pagelaran balet terbesar itu. ”Ky... Dias udah datang tuh!” suara ibunya memanggil dari lantai bawah. ”Ya, bentar lagi bu!” Nicky pun menjawab panggilan ibunya, sementara kedua matanya tertuju kearah sepatunya yang sudah sobek dibeberapa bagian sisinya. ”Rusak ya sepatunya? Kasihan baget sih!” tiba-tiba Pinky muncul dari balik pintu kamar Nicky. Dengan sangat marah Nicky berkata ”Pasti ini semua kerjaan kamu kan!?”. ”Emangnya kalau iya kenapa?...(mendengar kata-kata Pinky, mata Nicky yang indah mulai berkaca-kaca)...kan aku udah bilang sama kamu, kalau kamu nggak akan bisa hebat seperti aku. Mendapatkan Andi aja nggak bisa, mau ikut pagelaran segala ” sambil bertolak pinggang kata-kata itu keluar dari mulut Pinky. Perlahan butiran air mata Nicky jatuh membasahi kedua pipinya yang merah merona. Ada rasa pedih yang sangat mendalam bersemayam dihati Nicky. Walapun demikian adanya, cewek ini akan tetap tersenyum. Karena dengan tersenyum, mungkin dia akan bisa menyembunyikan semua hal yang telah terjadi dari ayah dan ibunya.

            Jarum jam sudah menunjukan pukul 19.05 wib, itu berarti pagelaran telah dimulai 5 menit yang lalu. Tapi ... Nicky dan Dias belum muncul juga. Bu Lusi ketua pelatih mereka, dari tadi tampak mondar-mandir didepan pintu ruang make-up. Pelatih itu terlihat sangat cemas dan sesekali melirik jam tangannya. ”Kemana sih ni anak? Belum datang juga ” Bu Lusi semakin cemas. Dan tak berapa lama Nicky dan Dias datang juga. Belum sempat mengatur napas, mereka sudah mendapatkan semprotan hangat dari Bu Lusi ” Dasar kalian! Seenaknya aja. Dari mana aja kalian, jam segini baru datang... udah merasa hebat ya!? Bu Lusi marah-marah. ”Maaf bu saya yang salah ”Dias berusaha meminta maaf. ”Bukan bu ini bukan salah Dias, ini salah saya karena saya yang mengajak Dias ke toko sepatu balet” Nicky pun tak mau kalah, dia berusaha membela Dias. Namun bu Lusi sepertinya tidak mau tahu tentang alasan mereka ” Udah jangan cari-cari alasan lagi, mendingan kalian cepat-cepat ganti baju... Andi udah nunggu kalian dari tadi !”. Sebelum pergi, sekali lagi mereka berdua meminta maaf pada bu Lusi karena keterlambatan mereka. Ketegangan tiba-tiba hinggap dalam pikiran Nicky, saat dia akan tampil. Dan Dias menangkap hal yang dirasakan Nicky saat ini... ketegangan bercampur dengan kecemasan. Cowok itu kemudian memegang tangan kanan Nicky, sambil membisikan sesuatu ke telinga Nicky ”Santai aja nggak usah tegang!”. Kalau Dias sudah berkata seperti itu, Nicky merasa sudah agak tenang bila dibandingkan dengan Andi cowok idaman, Dias tidak kalah hebatnya... mungkin hanya kurang beken saja. Tapi pada dasarnya Diaslah satu-satunya cowok yang sangat mengerti dan paham tentang Nicky. Seperti saat ini, contohnya.

            Senyuman manis tanda puas segera saja mengembang dibibir para balerina, terutama penari utamanya... Andi, Nicky dan juga Dias. Penampilan mereka mendapat respon yang sangat baik dari penonton yang memenuhi gedung. Tepukan terus bersahutan tiada henti. Dan sesekali terdengar nama para pernari diteriakkan oleh penonton. Wah rasanya bagaikan didalam mimpi, mungkin hari inilah  hari yang paling membahagiakan buat Nicky. Cewek manis yang akan terus menggeluti dunia balet ini, juga termasuk dalam lulusan terbaik tahun ini. Andi dan Dias pun tidak ketinggalan. Nantinya mereka bertiga akan mendapat beasiswa melanjutkan sekolah balet diluar negeri. ”Dias, ini nggak mimpi kan? ”Nicky masih tak percaya. Cowok itu hanya tersenyum lebar, lalu tiba-tiba Dias mencium pipi kanan Nicky dan berkata ”Gimana? Kamu bisa merasakanya kan?”. Dias-Dias, cowok itu memang agak gila. Sementara Nicky pun hanya tersenyum simpul, dia merasakan ciuman itu. Berarti ini bukan mimpi atau khayalan.

Setelah melalui semua prosesi penyerahan penghargaan dan berbasa-basi dengan temanya, Nicky pun menghampiri ayah dan ibunya. Nicky memeluk kedua orang tuanya dengan erat dan penuh kasih sayang. Perlahan air matanya berlinang. ”Kamu hebat ... kamu hebat Ky!” Ibunya memuji. ”Selamat anakku !” ucapan selamat  dari sang ayah. ”Terima kasih! Ini semua karena do’a ayah dan ibu!” . Tiba-tiba sepasang matanya menangkap sesosok cewek yang dia kenal, Pinky... saudara kembarnya. Ternyata Pinky datang juga ke pagelaran itu. Nicky kemudian menghampiri cewek itu. ”Gimana menurut kamu?... ternyata kata-kata kamu dulu memang benar. Meskipun kita saudara kembar, kita nggak harus selalu sama dalam penampilan atau bersikap. Dan sekarang ... aku bisa tampil beda dari kamu. Bahkan ...ibu bilang aku hebat. Tapi tenang aja, keinginanmu untuk menjadi satu-satunya anak dari ayan dan ibu akan segera tercapai. Karena aku akan pergi jauh. Jadi santai aja, juaranya tetep kamu!... o ya satu lagi... tuhan mentakdirkan kita menjadi saudara, jadi kamu harus selalu ingat sampai kapanpun kita akan tetap menjadi saudara”. Perkataan Nicky yang begitu panjang membuat Pinky terdiam. Akankah Pinky menyadari kesalahanya atau mungkin juga kekalahanya dari Nicky, saudara kembarnya. Entahlah... hanya Pinky yang tahu, tapi yang pasti dimata Pinky ada setitik air mata yang ditahanya.
            Semua hal yang telah terjadi diantara Nicky dan Pinky hanya mereka dan Tuhanlah yang tahu, dan akan tetap menjadi rahasia yang tersimpan dalam hati mereka.
            Hikmah yang dapat kita ambil dari cerpen ini antara lain adalah  hidup ini tidaklah mudah dan tidak segampang yang kita kira, hidup ini penuh dengan liku-liku dan cerita. Ada susah, senang, sedih dan bahagia. Karena itu hidup membutuhkan pengorbanan dan perjuangan keras. Jika kita ingin hidup kita sukses di kemudian hari maka berjuanglah dan berkorbanlah dengan hati tulus dalam hidup ini, baik berjuang dan berkorban untuk diri sendiri maupun orang lain.
            Selain itu cerpen ini juga menyadarkan kita jangan pernah merasa senang jika kita melihat orang lain mengalami kesusahan ataupun jangan pernah merasa susah ketika melihat orang lain memperoleh kesenangan dan kebahagiaan. Apalagi orang itu adalah saudara dan keluarga kita sendiri. Apapun hal dan masalah yang terjadi dalam ikatan persaudaraan dan keluarga tidak akan pernah memutuskan hubungan persaudaraan itu sendiri sampai kapanpun. Saudara tetaplah saudara. Karena hal itu adalah takdir yang diberikan Tuhan untuk kita.


di rekrut oleh ASTRI

2 komentar:

kunjungan gan .,.
saat kau kehilangan arah ingatlah masih ada yang menolong mu
dan tetap berdoa mengharap untuk menemukan jalanmu.,.
di tunggu kunjungan balik.na gan.,.

oke thank gan oke dah di follow ya and follow back yahhhh

Posting Komentar

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites